Minggu, 20 Oktober 2013

peran COLECTOR dan SURVEYOR terhadap Bank Perkreditan rakyat


Bank perkreditan di Indonesia akhir-akhir ini sangat menjamur. Mereka berlomba-lomba memberikan pelayanan berupa kredit rakyat dengan bunga yang bersaing. Bukan hanya bank berskala besar/internasional saja yang meramaikan pasar tersebut, akan tetapi dari mulai KSP(Koperasi Simpan Pinjam) sampai BPR(Bank Perkreditan Rakyat) saling bersaing untuk mendapatkan nasabah yang sebanyak-banyaknya. Ada perkreditan yang memakai agunan,ada pula kredit pinjaman tanpa agunan.

Bank-bank sebagai penyedia pinjaman berharap mendapatkan nasabah yang baik (good debt),akan tetapi tidak semua nasabah mempunyai karakter baik,sehingga mampu atau punya itikad baik untuk mengembalikan pinjaman dengan lancar. Ada beberapa nasabah yang mempunyai karakter jelek(bad debt). Disini bank harus bisa memilih dan memilah nasabah tersebut agar tidak terjadi yang namanya kredit macet. Seorang surveyor dalam hal ini sangat berperan,karena surveyor merupakan ujung tombak dari sebuah kredit. Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan oleh surveyor dalam mengambil keputusan terhadap kelayakan nasabah,biasa disebut dengan 5C (Caracter,Condition,Capacity,Colateral,dan Cultural). Akan tetapi dalam praktek dilapangan surveyor yang sudah mahir akan menggunakan 3C saja,yaitu Caracter,Condition,dan Capacity.

1.       CARACTER

Karakter atau kepribadian seseorang bisa dilihat dari cara calon nasabah berbicara,surveyor harus punya kejelian dalam hal tersebut.

2.       CONDITION

Ini berkaitan dengan kondisi rumah calon nasabah,disini surveyor harus bisa menentukan apakah dengan kondisi rumah seperti itu calon nasabah tersebut layak diberikan kredit. Kondisi juga berkaitan erat dengan barang-barang fiducial yang ada dirumah tersebut.

3.       CAPACITY

Kapasitas disini berkaitan dengan usaha ataupun penghasilan calon nasabah.

Dalam menentukan kelayakan seorang nasabah, surveyor jangan hanya mencari informasi ditempat calon nasabah saja tapi juga harus survey lingkungan. Perbandinganya adalah 10% : 90%. Artinya 10% informasi dari calon nasabah dan 90% dari lingkungan. Kenapa lingkungan harus 90%?? Karena lingkungan memberikan informasi yang sesungguhnya tentang calon nasabah, sedangkan calon nasabah sendiri biasanya cenderung dilebih-lebihkan.
Walaupun perbankan banyak yang menggunakan jasa surveyor, tetap saja ada yang namanya kredit macet. Maka disini dibutuhkan staff penagihan atau disebut dengan colector. Seorang colector akan mengontrol dan menagih langsung ke nasabah. Seorang colector akan mengontrol dan menagih langsung ke konsumen yang mengalami kredit macet. Ketegasan perlu untuk seorang penagih,tetapi kesantunan dalam menyampaikan maksud dan tujuan juga sangat perlu.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang penagih, diantaranya :

1.       Hendaknya seorang colector berpegang teguh bahwa “nasabah yang harus menuruti sistem,bukan sistem yang nurut sama nasabah”.
2.       Colector harus memahami betul tentang sistem kantor dimana dia berada. Baik tentang berapa jumlah bunga yang berlaku dikantor tersebut, maupun hal lain yang berkaitan dengan sistem.
3.       Jangan pernah menganggap atau menjadikan nasabah itu sebagai sahabat,karena hal ini akan menimbulkan kecenderungan nasabah tersebut menganggap remeh kita. Sekedar dekat boleh, tapi jangan terlampau dekat.
4.       Usahakan setiap melakukan penagihan untuk bertemu dengan nasabah langsung. Apabila nasabah tidak berada dirumah,cari informasi tentang dimana keberadaan nasabah tersebut.
5.       Jangan terlalu memberikan kelonggaran kepada nasabah untuk berjanji, berikan batasan waktu yang tidak terlalu lama.
6.       Cari informasi tentang agunan yang dijaminkan,ini untuk mengantisipasi apabila nasabah tersebut pergi atau kabur.
7.       Selalu bawa catatan tentang nama nasabah yang akan kita datangi dan tulis tentang janji nasabah ataupun informasi tentang nasabah tersebut.
8.       Manajemen waktu juga harus ditata,jangan sampai kita kehabisan waktu hanya karena kita tidak merencanakan waktu dengan baik.
9.       Jangan lupa mengecek uang hasil pembayaran, karena tidak sedikit colector yang harus mengganti duit ke kantor karena uangnya palsu.
10.   Berusaha jujur kepada kantor, jangan sampai merugikan nasabah ataupun kantor dengan menggelapkan uang hasil pembayaran.
11.   Bawa alat hitung atau kalkulator. Ini seperti hal sepele,tetapi tetap penting apabila sewaktu-waktu butuh menghitung.
12.   Lakukan semua dengan hati, karena kalau apapun dilakukan dengan hati maka hasilnya akan maksimal.

Dengan cara-cara tersebut diatas, diharapkan yang namanya kredit gagal dapat diminimalisir dengan serendah-rendahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar